Saturday 26 May 2012

Yareta: Tanaman Berusia 3.000 Tahun Terlihat Seperti Bentuk Kehidupan Asing


Photo: Pedro Szekely
Merayap di sepanjang bebatuan dan jurang-jurang yang tandus tiada kehidupan apapun, Yareta dapat disalah terka sebagai bentuk hidup alien atau lumpur hijau primordial. Sebenarnya, Yareta adalah tanaman berbunga yang hidup di dataran tinggi Peru, Chili dan Bolivia.

Photo: Nicole Courneya
Yareta hidup di daerah berbatu dan berpasir dan jika kita amati dengan seksama, Yareta tumbuh sangat dekat dengan tanah untuk menahan panas sebanyak yang ia mampu.


Photo: Naturaleza
Temperatur udara di dekata tanah selalu satu atau dua derajat Celcius di atas temperatur sekitar karena adanya panas yang terjebak yang dipancarakan dari Yareta.

Photo: Magnus von Koeller

Semenarik dan seaneh apapun tanaman ini, Yareta juga ternyata sangat tua. Diperkirakan, tanaman yang tumbuh menghijau selamanya ini tumbuh sekitar satu setengah sentimeter dalam setahun, yang artinya beberapa dari tanaman ini sudah berusia 3.000 tahun!

Referensi: http://www.environmentalgraffiti.com/news-yareta

Saturday 19 May 2012

Butterbur: Tanaman Serbaguna dengan Riwayat Beragam di Herblore



Photo: magnus.hagdorn
Deskripsi Singkat Butterbur
Di awal musim semi, batang Butterbur (Petasites hybridus)mulai menumbuhkan bunganya yang kemerahan. Kemudian pada musim yang sama, daunnya akan muncul berbentuk hati, tetapi dengan bagian bawah berbulu halus.

Apakah nama panggilan berikut ini membantu mendeskripsikan tanaman ini, semuanya bergantung pada imajinasi masing-masing orang. Nama panggilannya antara lain: bog rhubarb, bogshorns, langwort dan daun payung. Ada juga beberapa nama panggilan lain yang melibatkan kata 'dock' seperti blatterdock, butter-dock, butterly dock, capdockin dan flapperdock. Terlepas dari deskripsi visual yang ada, Butterbut mempunya aroma khas dan rada tidak menyenangkan.

Habitat Butterbur
Photo: Marco Hebing
Butterbur tumbuh di tanah rawa-rawa atau di dekat sungai atau selokan di Asia Utara, Eropa dan Amerika Utara. Beberapa nama panggilan yang sudah disebutkan sebelumnya seperti "bog rhubarb", mengindikasikan keberadaan tanaman ini di tanah yang basah.

Butterbur berasal dari Asia, tanaman ini kemudian dilabeli sebagai spesies invasif. Meskipn demikian, tanaman ini dianggap sebagai masalah serius, mungkin kareng beberapa tanaman ini adalah campuran yang tepat antara tanaman berlumpur dan rawa.

Butterbur di Herblore dan Obat Alami
Photo: Pimlico Badger
Butterbur mempunyai sejarah yang lama di tanaman obat alami dan herba. Tanaman ini digunakan pada luka luar ulserasi ataupun terluka. Beberapa sediaan Butterbut telah digunakan secara internal untuk keluhan seperti asma dan batuk berdahak; dalam perspektif modern, karakter itu disebut sebagai ' anti-spasmodik'.

Penelitian modern telah dilakukan untuk mengetahui apakah Butterbut dapat digunakan untuk mengobati penyakit yang lain, seperti sakit kepala migrain dan rhinitis alergi. Terlepas dari beberapa khasiatnya berdasarkan pengobatan lama
Butterbur has a long history in folk medicine and herblore. It has been used externally to cover ulcerated or wounded skin. Various Butterbur preparations have been taken internally for ailments such as asthma and whooping cough; the modern prescriptive phrase would be "anti-spasmodic".
Modern studies have been conducted to investigate whether Butterbur could treat other problems, such as migraine headaches and allergic rhinitis. Despite some early hopes based on folk medicine, Butterbur seems unlikely to help heal skin problems such as eczema.
Various studies have shown that Butterbur does contain harmful "pyrrolizidine alkaloid" compounds. Anyone considering using a Butterbur-based herbal medication should ensure the product is "PA free": meaning the "pyrrolizidine alkaloids" have been removed.

Bagaimana Membiakkan Butterbur?

Butterburadalah tanaman yang oke ditanam di lahan dengan kekerasan 5- 9 . Butterbur adalah tanaman herba yang menghijau sepanjang tahun. Tanaman ini sebaiknya ditanam di lahan yang cukup, terpisah dengan jarak sekitar 1,8 m (5 kaki). Tanaman dipotong di bagian rhizomanya supaya dapat tumbuh. Perlu diingat bahra Butterbur adalah tanaman invasif; sehingga dia mungkin saja merambat ke tempat-tempat yang tidak seharusnya.

Penghargaan Terhadap Butterbur
Photo: magnus.hagdorn
Herbalis, pecinta alam dan murid botani mempunyai banyak alasan untuk menghargai Butterbur, tanaman serbaguna dengan banyak nama.

Sangkalan: informasi yang terkandung dalam artikel ini untuk tujuan edukasi saja dan sebaiknya tidak digunakan untuk diagnosis ataupun perawatan tanpa adanya opini dari profesional kesehatan. Setiap pembaca yang perhatian terhadap kesehatannya sebaiknya menghubungi dokter untuk mendapatkan saran.
Photo: Sigfrid Lundberg
Referensi:
1) http://www.environmentalgraffiti.com/plants/news-butterbur-versatile-plant-many-nicknames
2) EBSCO and NYU Lanone Medical Center, "Butterbur", 2011, referenced June 29, 2011.
Monica Rhodes, Health Wise, "Butterbur (Petasites hybridus) for migraine headaches", updated: June 30, 2009, referenced June 29, 2011.
Steven D. Ehrlich, NMD, U. of Maryland MEdical Center, "Allergic rhinitis", reviewed Sept. 20, 2009, referenced June 29, 2011.
Michigan State University Extension, "Petasites hybridus--Hybrid Butterbur", 11/12/99, referenced June 29, 2011.

Saturday 5 May 2012

Jamur Smurf Biru Elektrik dari Selandia Baru!


Photo: Tom
Kedengarannya memang garing mendengar nama ilmiah Entoloma hochstetteri, tetapi jamur biru yang cantik ini sebaiknya disebut 'jamur Smurf' atau diberi nama yang ada kaitannya dengan peri-peri. Alam telah mengagetkan kita sekali lagi, sama seperti sebelum-sebelumnnya.

Photo: Anne Fisher
Jamur-jamur ini ditemukan di antara tanaman pakis - tempat yang sempurna bagi para peri untuk menari dan bermain - dan di daerah yang berlumut. Warna biru cemerlang mereka berasal dari azulen, sebuah pigmen yang ditemukan dalam minyak kayu guaiac, jamur-jamur dan beberapa spesies laut. Pada jamur ini, warnanya lebih dalam dan elektrik - dibandingkan, misalnya saja dengan warna American Lactarius indigo.

Photo: Shannan
Jamur ini telah dikenal sebagai satu dari enam jamur asli dalam perangko yang dikeluarkan oleh Selandia Baru pada tahun 2002, dan pada bagian belakang mata uang 50 dollar Selandia Baru pada tahun 1990. Tidak ada yang tahu apakah jamur ini beracun atau tidak. Hal yang tidak umum bahwa jamur ini belum diteliti, tetapi karena banyak jamur lain yang beracun, sangat tidak disarankan mencoba memakan jamur ini. Ketika Anda bertemu dengan salah satunya, lihatlah lebih cermat apakah ada peri atau para Smurf menggunakan jamur ini sebagai payung di tengah hujan atau sebagai tiang untuk menari-nari.

Referensi: http://www.environmentalgraffiti.com/plants/news-electric-blue-mushroom-new-zealand
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...