Friday 20 January 2012

Menyusuri Jejak Pemburu Gelap Badak Afrika

Badak putih yang diburu demi culanya
Pandangan matanya menjadi mengabur bersamaan dengan meregang nyawa; genangan darah berasal dari mulut dam hidungnya; semua cahaya kehidupan tampak telah dipadamkan. Kenapa? Semua itu bukan karena proses penyakit alami, tetapi karena kerakusan manusia - kerakusan yang mendorong pada pemburu gelap membunuh makhluk luar biasa ini demi culanya. Sekarang, luka menganga yang dulunya adalah tempat kedua cula bertengger, menjadi monumen tindakan kejam yang dilakukan manusia terhadap hewan.




Pemotongan cula badak putih, Zimbabwe
Pembantaian badak, yang sudah terancam punah, telah meningkat hingga tingkat yang mencemaskan di Afrika Selatan sejak tahun 2000 - 2007, ketika hanya beberapa lusin saja yang diburu. Tahun lalu, 2010, sebanyak 333 badak diburu; tahun ini sekitar 173 terbunuh, dan jumlah ini terus bertambah.

Kumpulan cula badak dan kulit hewan yang dibakar oleh pemerintah Kenya 
Pemburu gelap bukanlah kriminal skala kecil tetapi kartel kriminal terorganisir yang menggunakan senapan pembius, helikopter, senapan tenaga tinggi dengan peredam dan peralatan night-vision. Sebagian besar cula dijual ke Cina dan Vietnam yang digunakan untuk obat tradisional dan beberapa orang di negara-negara tersebut karena mereka percaya dapat menyembuhkan kanker. Vietnam dulu mempunyai badak Jawa, tetapi badak terakhir telah terbunuh tahun lalu di taman nasional; culanya diambil secara paksa dan brutal.

Memindahkan badak hitam bercula ke jaring supaya mudah
diangkut helikopter menuju KwaZulu-Natal, Afrika Utara 
Sembilan puluh persen populasi bada yang ada di dunia sekarang hidup di Afrika Selatan, dan perburuan besar-besaran semakin meningkat seperti menyulut api yang tadinya kecil kemudian berakhir sebagai kebakaran besar. Josef Okori, manager Program Badak Afika World Wildlife Fund (WWF) mengatakan, "Kami memandang hal ini sebagai hal darurat, kita berada di perang berkepanjangan".

Badak putih dibunuhi oleh pemburu gelap karena culanya

Polisi Afrika Utara dalam Operasi Bersama Nasional dan Struktur Intelegensia (Natjoints) telah terlibat dalam peperangan melawan perburuan gelap. Mereka bertanggung jawab terhadap keamanan selama Piala Dunia yang terakhir. Mereka terlatih secara mutakhir dan terspesialisasi. Tetapi mereka ternyata bertarung dengan mereka sendiri - pertempuran untuk menyelamatkan spesies. Bekerja dari markas di Skukuza di Taman Nasional Kruger yang terkenal, mereka bersikap preventif dan reaktif dalam menjalankan operasinya. Mereka menangkap dua pemburu gelap dalam dua hari kerja mereka dan semoga hal ini bisa terus berlanjut. Natjoints adalah badan yang bertanggung jawab dalam peristiwa-peristiwa besar dan berita baiknya, pemerintah Afrika Selatan tidak mendukung peningkatan perburuan liar ini.

Belati Yemeni yang gagangnya dibuat dari cula badak, Yemen

Perburuan badak tidak hanya menjadi tragedi bagi badak itu sendiri, tetapi menjadikan desa yang berdekatan tidak bisa mendapatkan keuntungan dari ekoturisme, bahkan menyeret para kriminal skala kecil maupun besar dan bahkan perusahaan kriminal lain, seperti pencucian uang.

Cara lain yang digunakan untuk menyelundupkan cula oleh kriminal Vietnam dan Cina yang mempunyai izin perburuan legal (yang bisa kita amati betapa gilanya hal itu sendiri) dan kemudian secara ilegal menyelundupkan cula yang sudah diambil setalah pembunuhan berizin :-x. Cara ini telah mendorong pemerintah untuk mengeluarkan kebijakan satu badak satu orang, tetapi cara ini hanyalah meningkatkan persaingan orang Cina dan Vietnam yang ingin mendapatkan izin itu. Semua kegiatan itu, seperti yang dikutip oleh majalah Time, "lapisan terhormat hingga penangkapan keji".

WWF telah berkecimpung secara langsung membantu memonitor dan melawan momok badak ini. Di Afrika Selatan dan sekarang Namibia, mereka telah memasang hotline pemburu gelap. Cara ini cukup sukses di Afrika Selatan dan semoga menjadi model yang digunakan di seluruh Afrika.

Referensi: http://www.environmentalgraffiti.com/news-rhino-slaughter

No comments:

Post a Comment

Hai, silakan tuliskan apapun terkait isi artikelnya ya. Terima kasih.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...