Friday, 27 January 2012

WWF Memimpin Pertempuran Melawan Pembalakan Liar


Di Inggris, diperkirakan sekitar 1,5 juta kubik kayu ilegal dan hasil hutan diimpor tiap tahunnya. Pembalakan liar berkontribusi terhadap berkurangnya spesies seperti orangutan yang terancam punah dan kerusakan hutan bertanggung jawab terhadap emisi gas rumah kaca global hingga 20%.

Badan Konservasi Utama, WWF telah merilis penelitian yang menemukan bahwa perusahaan-perusahaan di Inggris menjual produk seperti piranti dapur, pintu dan dermaga yang kayunya berasal dari pembalakan liat yang efeknya menghancurkan bagi manusia dan alam sekitarnya.



Pembalakan ilegal menguras pendapatan ekonomi utama negara-negara termiskin yang sebenarnya biayanya dapat digunakan untuk membantun infrastruktur layanan sosial dan publik dan meningkatkan kesejahteraan komunitas, termasuk menginvestasikan kembali untuk pengelolaan hutan, mengamankan penghasilan jangka panjang.

Mereka telah menghasilak animasi untuk berpartisipasi dan mendorong konsumen di Inggris untuk berpikir dua kali tentang apakah konsumen sepatutnya membeli produk-produk ilegal dan pengaruh kuat pada pilihan yang dapat diambil.

Penelitian tersebut menyimpulkan bahwa beberapa kasus di perusahaan Inggris ternyata tidak tahu menahu darimana asalnya produk-produk kayu mereka. Hal ini memberikan arahan bagi Forest Stewardship Council (FSC) untuk mengeluarkan sertifikat produk kayu. .FSC berarti produk kayu tersebut berasal dari hutan yang dikelola dengan baik menurut standar lingkungan dan sosial yang tinggi. Ini berarti konsumen dapat memastikan bahwa mereka adalah pembeli yang bertanggung jawab.


Colin Butfield, ketua kampanye WWF, menyatakan dalam aporannya, "Penelitian ini seharusnya berfungsi sebagai panggilan 'bangun' bagi perusahaan-perusahaan di Inggris dan menitikberatkan pada konsumen yang mempunyai kemampuan untuk membeli apapun yang mereka inginkan, dari pintu hingga perabot dapur adalah FSC (Forest Stewardship Council). jika mereka tidak mempunyai logo FSC, mungkin saja kayu-kayu tersebut berasal dari tempat yang dapat menghancurkan spesies orangutan dan komunitas yang mendapatkan penghidupan dari hutan.

"Beberapa pengecer besar telah menghentikan rantai pasokan mereka, namun sejumlah besar perusahaan Inggris yang tidak terinformasikan ataupun mempunyai pengertian yang membuat mereka menyadari aturan baru yang telah dibuat".


Penelitian menunjukkan bahwa beberapa website perusahaan menunjukkan logo FSC di produk mereka yang sebenarnya bukan FSC. Yang lainnya mungkin menawarkan produk mereka sebagai produk FSC, misalnya kayu dermaga yang berasal dari Indonesia, tetapi ketika diamati lebih dekat, dermaga FSC hanya diperuntukkan bagi 'pesanan khusus' dan sebagian besar kayu dermaga tropis yang dijual bukanlah FSC. Dan pada beberapa kasus, logo FSC mungkin disalahgunakan oleh perusahaan di Inggris, untuk menyatakan secara tidak langsung bahwa semua produk mereka sudah tersertifikasi sedangkan fakta yang ada hanya beberapa saja produk yang tersertifikasi.

Setelah membuat permohonan formal, tim investigator WWF bersikap sebagai pembeli, menelepon dan mengunjungi tempat penggergajian kayu di Indonesia dan malaysia untuk mencari jejak penjualan produk kayu yang diperdagangkan di Inggris sampai ke hutan dimana kayu-kayu itu berasal.

Banyak perusahaan Inggris tidak tertantang akan rantai pemasoknya mengenai darimana pasokan itu berasal. Pemasok Barncrestn berdasar Cornish telah mengeksploitasi habis-habisan kayu keras daerah tropis demi perabot dapurnya dari Pantai Gading. Pembalakan liar kayu tersebut telah dihubungkan dengan bahaya kesehatan dan konflik. Terlepas dari website tersebut mengatakan bahwa mereka secara legal mengalah, Barncrest ternyata tidak mampu menunjukkan bukti yang mendukung klaim tersebut.


Perusahaan besar kayu lapisMalaysia yang mempunyai hubungan dengan pembalakan ilegal ternyata mensuplai perusahaan-perusahaan di Inggris. Penelitian menemukan bahwa salah satu perusahaan - Jewson - yang menyusun sendiri investigasinya  berbuntut pada pernyataan tanpa bukti dan selanjutnya memperparah ikatan dengan perusahaan tersebut pada tahun 2009 dengan tanda tanya besar.

Seorang salesperson perusahaan Leeds Plywood & Doors (LPD) mengatakan pada pembeli potensial bahwa pintu 'kayu keras yang cantik' mereka terbuat dari kayu yang tersertifikasi FSC meskipun kunjungan ke tempat pemotongan kayu di Indonesia telah dengan jelas-jelas menunjukkan bahwa agen penyetok mereka tidak mempunyai gagasan darimana kayu-kayu itu berasa. LPD sejak saat itu berjanji akan meninjau kembali sistem lingkungannya.

Colin Butfield selanjutnya menambahkan, "Dengan melihat logo FSC pada produk, konsumen dapat merasa yakin bahwa kayu yang digunakan berasal dari hutan yang telah dikelola dengan cara yang bertanggung jawab secara lingkungan dan sosial.

"Hukum EU yang akan dipaksakan pada awal tahun 2013 nantinya akan mengatur mengenai orang-orang yang ingin menjual produk kayu pada pasar di Inggris harus dapat menunjukkan asal muasal kayu dan apakah kayu tersebut ilegal atau tidak". Penelitian berpendapat bahwa bisnis di Inggris adalah jalan panjang dari pertemuan-pertemuan kesepakatan menuju aturan yang baru.

Untuk informasi lebih lanjut mengenai penelian yang dimaksud, Anda bisa mengunjungi http://www.wwf.org.uk/what_we_do/campaigning/what_wood_you_choose/

Referensi: http://www.environmentalgraffiti.com/forests/news-wwf-ask-what-wood-you-choose-0

No comments:

Post a Comment

Hai, silakan tuliskan apapun terkait isi artikelnya ya. Terima kasih.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...