Friday 11 November 2011

Bagaimana Ketiadaan Predator Dapat Menghancurkan Ekosistem Bumi

Singa sering menjadi predator puncak
Kita berada di awal permulaan tahapan kepunahan massal keenam :x. Perbedaan yang mencolok antara kepunahan kali ini dengan lima kepunahan sebelumnya terletak pada peran manusia dalam memusnahkan komsumer puncak dan hewan-hewan besar dari ekosistem kita. Dengan ketiadaan predator, ekosistem bumi mengalami modifikasi besar-besaran. Menurut laporan Jurnal Ilmu Pengetahuan yang dipublikasikan baru-baru ini, ketiadaan predator-predator besar ini mengacu pada "pengaruh luar biasa pada struktur, fungsi, dan biodiversitas hampir semua ekosistem alami."




Pulau Easter tanpa pepohonan

Ini semua menimbulkan efek yang berjenjang, terutama bila dikombinasikan dengan pembukaan lahan untuk hal yang bersifat ekonomis, perubahan iklim, hilangnya habitat alami dan polusi. Sampai sekarang, para ekologis bergantung pada pulau-pulau untuk mempelajari fungsi ekosistem. Ketiadaan pohon sama sekali di Pulau Easter adalah contoh klasik efek eksploitasi berlebihan pada habitat tanpa adanya predator alami.

Lain lagi dengan Pulau Galapagos yang dikenal dengan banyaknya hewan liar disini. Meskipun demikian, kambing dan babi yang ditinggalkan disini oleh para pelaut pata abad 19an telah menghancurkan sebagian vegetasi di pulai ini karena ketiadaan predator besar.

Burung-burung di Galapagos
Pulau Royal di Danau Superior menunjukkan bagaimana serigala dan rusa menjaga sebuah ekosistem tetap dalam kondisi seimbang melalui rantai pemangsa-dimangsa tunggal yang sederhana. Ekosistem terbentuk melalui jalinan yang rumit dimana terjadi proses predasi, kompetisi dan interaksi mutualisme antar spesies yang dikombinasikan dengan sumber daya alam dan aliran energi yang kemudian membentuk jaring-jaring yang lebih rumit lagi.

Ekosistem terbentuk oleh konsumer top yang menjaga ekosistem berada pada keadaan stabil, seperti serigala tetap menjaga populasi rusa tetap seimbang di Pulau Royal. perubahan mendadak karena ketiadaan predator puncak bisa memicu perubahan yang mencacak pula pada aloran energi pada ekosistem.

Serigala adalah predator puncak yang sekarang mempunyai status spesies terancam

Penelitian yang dilakukan di Serengeti, Tanzania menekankan pada hilangnya predator-predator puncak. Herbivora besar seperti gajah, kuda nil dan badak mungkin tidak terlalu terpengaruh dengan hubungan makan-dimakan ala predasi, tetapi, hewan-hewan herbivora yang lebih kecil seperti gazelle dan impala ternyata mengalami peningkatan jumlah secara eksponensial karena ketiadaan predator puncak. Penelitian di sub-Sahara Afrika mengaitkan penurunan singa dan macan tutul dengan peningkaran populasi baboon.

Para baboon ini terpaksa berpindah ke daerah baru, seringkali berdekatan dengan manusia. Manusia kemudian menyebabkan wabah karena adanya paparan parasit dari saluran pencernaan baboon. Di India, wabah rabies dan anthrax telah dihubungkan dengan berkurangnya burung hering, yang menjaga jumlah tikus-tikus tetap seimbang. Ketiadaan ikan predator juga membuat populasi nyamuk menjadi meledak dan wabah malaria pun berkembang.

Populasi baboon bisa tumbuh subur karena ketiadaan predator besar

Sejak serigala kembali diperkenalkan di Taman Nasional Yellowstone, para ekologis dapat mempelajari peran dan fungsi predator besar dalam sebuah ekosistem. Sebelum serigala-serigala itu ada, hewan-hewan besar pemakan daun mempengaruhi aliran nitrogen dan melepaskan karbon ke atmosfir dengan cara memakan dedaunan, mencegah pohon kecil untuk tumbuh dan mencegah daur siklus tanah.

Herbivora besar juga mengubah kandungan kimia tanah melalui pijakan kaki-kaki mereka. Pembatasan ukuran populasi herbivora besar ini, serigala mengijinkan pohon untuk menjalankan perannya terhadap ekosistem - memberikan tempat untuk berteduh, mencegah erosi dan menyediakan tempat berlindung bagi hewan-hewan kecil.

Bison, herbivora yang besar

Dengan makin banyaknya populasi manusia dan arus urbanisasi di mana-mana, banyak habitat hewan liar yang menjadi berkurang secara drastis. Eksploitasi berlebihan dan penyebaran spesies yang bukan spesies alami habitat tersebut dimana tiadanya konsumer puncak mengakibatkan jalinan kemunduran yang negatif. Dunia kita sedang berubah dengan langkah-langkah yang dipercepat!

Referensi: http://www.environmentalgraffiti.com/conservation/news-loss-top-predators-leading-massive-modifications-earths-ecosystems

No comments:

Post a Comment

Hai, silakan tuliskan apapun terkait isi artikelnya ya. Terima kasih.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...