Friday 25 November 2011

Penyusutan Laut Aral yang Mengenaskan

Perahu yang ditinggalkan begitu saja di dasar laut Laut Aral yang dulu

Laut Aral (disebut juga Danau Aral) adalah sistem tertutup yang berada di tengah-tengah gurun Asia. Dengan adanya dua sungai gletser yang mengairinya, Amu Darya dan Syr Darya, dengan air segar menuju laut. Penguapan kemudian menjadi satu-satunya cara berkurangnya ait. Karena imbas pemanasan global, penyusutan gletser di daerah Hindu Kush dan Gunung Pamir, Laut Aral menjadi meningkat. Tetapi, ternyata penyusutan laut yang terjadi sudah sangat mengkhawatirkan. Sekarang, danau itu menduduki rangking ke sepuluh pada kategori danau terbesar di dunia, padahal dulunya rangking 4. Batas pantainya sudah memendek 120 kilometer dan ketinggian airnya berkurang 15 meter. Semua spesies ikan lokal yang totalnya mendapai 24 jenis punah dan lebih dari 400.000 kilometer persegi yang dulunya dasar laut sekarang terlihat. Sekarang, daerah tersebut disebut sebagai zona musibah ekologi - contoh paling dramatis wilayah alami yang dihancurkan oleh manusia.

Penampakan visual Laut Aral melalui angkasa

Laut Aral terletak di perbatasan Uzbekistan dan Kazakhtan dan tadinya ada di wilayah Uni Soviet. Perikanan dan kegiatan yang berhubungan dengan aktivitas perikanan termasuk turisme menguasai lebih dari setengah bisnis di daerah ini. Pada saat puncak industri, nelayan akan membewa 40.000 ton ikan tiap tahunnya. Laut Aral akan membawa angin sejuk dari Siberia dan mengurangi panasnya musim panas. Sungai dan laut saling mendukung, oase dan tepi sungai juga banyak diselingi dengan pepohonan poplar, willow, dan alang-alang.

Pada tahun 1960an, permintaan pertanian meningkat, dan terutama budidaya kapas karena tanaman ini mudah diubah menjadi uang :x. Konsekuensinya, ini memerlukan air dalam jumlah besar dan air ini diperoleh dari sungai yang mengalir ke Laut Aral. Lama kelamaan, irigasi terus bertambah sampai pada titik tak ada air yang mengalir sampai ke laut.

Sungai Amu Darya digunakan secara besar-besaran untuk irigasi tanaman kapas

Perlahan, sebagian ebsar air yang mengalir ke laut semakin berkurang dan laut menjadi semakin menyusut. Awalnya, ini diharapkan hanyalah kondisi sementara saja. Mengeruk kanal dan pantai memungkinkan nelayan untuk terus menerus menanfaatkan laut, tetapi ini hanya sementara. ketika laut mulai menyusut, salinitas meningkat. Dalam 20 tahun, semua ikan yang diambil secara komersial perlahan punah, memangkas sulber penghidupan 60.000 orang. Oase yang subur dan tepi sungai yang memanjang disekitar sungai juga perlahan menghilang, termasuk juga dengan organisme yang berlindung disana, termasuk amfibi, reptil, serigala, kukang, babi hutan dan vole (sejenis tikus berekor pendek yang tinggal di sepanjang laut.

Laut Aral semakin menuju keadaan  kritis. Ketika laut mulai mengalami evaporasi, air laut menjadi lebih asin dan tinggi laut menjadi menurun secara dramatis. Air laut juga terkontaminasi dengan pestisida, bakteri dan virus. Tentu saja dengan hilangnya sebagian besar air, iklim di sekitar laut berubah ekstrim. Hilangnya tanaman menjadikan tanah putih terpapar matahari, meningkatkan efek albedo dan mengurangi presipitasi. Angin bertiup dari lautan yang sudah tercemar hingga ratusan mil dan mengkontaminasi semua daerah pertanian di sekitarnya. Pengerukan kanal dan pantai sudah ditinggalkan dan perahu-perahu ditinggalkan begitu saja di dasar laut yang mengering.

Perahu yang ditinggalkan begitu saja

Kerusakan Laut Aral berlangsung secara tiba-tiba dan berat. Pecahnya Uni Soviet menimbulkan krisis secara langsung pada negara-negara pecahannya. Kemiskinan yang terjadi menghalangi aksi pelestarian dan kerusakan tidak juga berkurang. Pada tahun 1990, volume laut berkurang hingga 75% dan imbasnya juga ke meja air lokal. Iklim regional berubah, memendekkan musim bercocok tanam. Garam terkumpul di semua garis pantai yang dulu karena penguapan. Ketika sistem irigasi menjadi menua, sistem ini tidak diperbaiki dan semakin banyak air yang tidak mampu mencapai ladang-ladang ini. Angin yang bertiup menyebarkan garam ke daerah pertanian di sekitarnya, selanjutnya, daerah sekitar laut ditinggalkan begitu saja.

Kyzyl Kum yang terletak di sisi selatan Dzhandeldy, Uzbekistan

Pada tahun 1992, negara-negara di sekitar Laut Aral telah menandatangani perjanjian untuk merehabilitasi laut; meski demikian tindakan yang dilakukan tidak seberapa dan perkembangannya lambat. Persaingan untuk air termasuk faktor pertanian, kota, desa, industri dan lingkungan, tetapi kebutuhan manusia seringkali menjadi prioritas utama. Pertanian memerlukan sumber utama keamanan pangan, sehingga tidak heran bila ia menjadi komsuner air terbesar.

Sejumlah besar cadangan minyak dan gas telah ditemukan di daerah sekitar Laut Aral dan keuntungan ekonomi perkembangan minyak mungkin dapat menarik minat untuk mengembalikan laut ke semula. Fakta bahwa laut Aral terletak di antara dua negara semakin merumitkan tindakan apapun yang dilakukan sejalan dengan restorasi ataupun rehabilitasi laut.

Referensi: http://www.environmentalgraffiti.com/conservation/news-aral-sea-sad-reminder-human-impact-natural-world

No comments:

Post a Comment

Hai, silakan tuliskan apapun terkait isi artikelnya ya. Terima kasih.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...