Photo: Jim Bahn |
Bayangkan diri Anda sedang hiking melewati Big Basin Redwoods State Park di California pada suatu hari di musim panas. Kabut pagi mulai menipis seiring dengan terkuaknya ekosistem yang penuh kehidupan. Burung-burung berkicau di kanopi pepohonan raksasa di atas sana. Di bawah kaki Anda, serangga-serangga berlarian di antara cabang-cabang pohon yang telah jatuh ke lantai hutan, dan jamur-jamur mengubah senyawa organik yang sudah rusak dari pohon menjadi jaringan yang hidup. Anda kemudian mengambil gambar spesimen jamur berwarna pucat yang tinggi semampai dan mengira-ngira detail siklus hidupnya.
Fungus 2Photo: Matthew Venn |
Tentu saja, pencarian internet untuk kata ‘fungi’ tidak akan menunjuk langsung spesimen yang sedang Anda amati tersebut. Sebelum Anda mengetahui informasi lebih dalam tentang organisme itu, Anda perlu mengetahui namanya terlebih dahulu. Banyak spesies jamur yang aneh dan membuat penasaran di biosfere ini, masing-masing dengan silus hidupnya dan habitatnya. Anda harus mengklasifikasikan organisme jika Anda ingin mengetahui lebih lanjut mengenai spesies tersebut dan mendeskripsikan penemuan Anda dengan singkat kepada lainnya.
Fungus 3Photo: Sid Mosdell |
Para taksonomis mengklasifikasikan organisme menjadi spesies berdasarkan habitat, tingkah laku dan karakter fisik. Interbreeding dalam spesies yang sama menyebarkan genetik terhadap sifat-sifat ini, dengan demikian membuat anggota spesies yang sama menyerupai satu sama lain dibangingkan dengan anggota spesies yang berlainan. Dengan kata lain, mengklasifikasikan organisme secara manual dapat menjadi hal yang membosankan dan memerlukan keahlian khusus. Meskipun demikian, dalam teorinya, Anda dapat mengotomatiskan proses dengan cara melihat langsung gen spesimen yang dimaksud alih-alih sifat-sifat yang mengkode gen tersebut.
Fungus 4Photo: Dan Zen |
Biologis membuat langkah luar biasa dalam pembacaan informasi genetik. Para kontestan berkompetisi untuk mendapatkan “X Prize” dalam harapan genomik untuk mengembangkan rangkaian genom yang terjangkau. Hadiah USD 10 juta akan diberikan bagi peserta yang dapat merangkan 100 genom manusia dalam kurun waktu di bawah sebulan dengan biaya USD 1.000 untuk tiap-tiap rangkaian. Ketika Anda memulai merangkan genom spesimen, Anda akan mengetahui seri nukleotida dalam tiap gen dalam spesimen tersebut. Dalam tahapan itu, menjalankan data melalui database untuk mengidentifikasi spesies spesimen adalah hal yang sepele.
Fungus 5Photo: Peter Shanks |
Ketika USD 1.000 adalah harga yang mahal yang harus dibayar untuk mengidentifikasi sebuah jamur yang ada di hutan, tren lampau perkembangan teknologi mengisyaratkan bahwa harga akan turun lebih jauh lagi dalam beberapa tahun. Barang mewah hari ini adalah peralatan rumah tangga esok. Kemajuan progresif komputer memberikan contoh bagaimana gadget menjadi lebih murah dan lebih handal. Harga per mega hertz untuk kecepatan proses komputer tahun 2009 adalah 1.947 kali lebih murah dibandingkan komputer tahun 1984.
Fungus 6Photo: James Bowe |
Jika bioteknik dapat mengulang kesuksesan teknik elektro, merangkai genom akan semurah mengambil gambar digital dalam beberapa dekade terakhir ini. Telepon mobile masa depan dengan sequencer genom bersamaan dengan fitur kamera digital dapat membawa perbaikan realitas terhadap keseluruhan biosfer. Sequencer hipotetik ini akan dpat mengidentifikasi organisme apapun melalui sampel DNA. Kemudian telepon akan mencari informasi mengenai organisme tersebut dari DNA sampel dalam web. Anda akan menikmati semua keuntungan membawa sebuah taksonomis dalam setiap hiking Anda dalam kisaran harga yang terlalu rendah untuk dinominalkan.
Referensi: http://www.environmentalgraffiti.com/gadgets/news-can-your-phone-become-pocket-taxonomist